Church: The Bride of Christ

Oleh: Danang K.

Pada tanggal 14 Januari 2019, saya mengikuti seminar Progsif (program intensif) MRII di Hotel Adiwangsa, Solo. Pembicaranya adalah Pdt. Agus Marjanto, M.Th. Tema yang diusung adalah "Church: The Bride of Christ". Menilik judulnya, tentu isi seminar sangat terkait dengan gereja, dan bagaimana orang percaya seharusnya bersikap kepada gereja.

Pembahasan pertama adalah tentang pembagian jenis gereja. Ada dua jenis, pertama adalah gereja universal atas seluruh dunia yang dianggap gereja yang tidak terlihat. Yang kedua adalah gereja lokal, di mana orang bisa aktif terlibat dan berperan di dalamnya. Cara pandang gereja yang universal ini membantu kita untuk menjalin kerjasama karena kesadaran bahwa mereka juga bagian dari tubuh Kristus. Seluruh gereja di dunia memiliki tujuan yang sama yaitu Amanat Agung. Akan tetapi, tiap orang dibatasi oleh lingkungannya sendiri sehingga peran paling mendasar bagi seseorang adalah terlibat secara aktif untuk membangun gereja lokal di wilayah tempatnya berada.

Gereja lokal menjadi tempat utama pertumbuhan iman. Oleh karena itu, setiap orang harus aktif dalam gereja lokal yang bisa membuatnya bertumbuh. Talentanya digunakan untuk membangun jemaat di gereja lokal, dan setiap orang bisa berperan sesuai kemampuan masing-masing. Dari partisipasinya tersebut yang bersangkutan akan mengalami pertumbuhan iman. Tiap gereja terhubung dengan Kristus, jadi Tuhan memperhatikan pertumbuhan tiap gereja-Nya. Kalau misalnya jemaat merasakan bahwa imannya tidak bertumbuh di gereja tempatnya terlibat, bisa jadi pertanda bahwa ada masalah. Tiap gereja memiliki khotbah dan persekutuan doa, keduanya menjadi tanda kesehatan gereja. Seberapa banyak jemaat yang aktif terlibat dalam kegiatan doanya, maka iman jemaat sedang sehat. Hormat kepada pemimpin gereja adalah tanda bahwa jemaat menghormati Tuhan. Itu juga tanda kesehatan gereja. Gereja yang sehat juga bisa menarik orang-orang berdosa untuk masuk dan beriman.

Jemaat juga harus memiliki sikap yang tepat terhadap gereja lokal. Gereja adalah sarana berkat Tuhan, dan tidak boleh dipandang sebagai berkat itu sendiri. Gereja yang menyalahgunakan wewenangnya akan kehilangan integritasnya. Jadi, citra gereja adalah citra Tuhan, salah menampilkan citra Tuhan menjadi sandungan bagi dunia. Sering diperlukan pengorbanan supaya gereja bisa bertumbuh. Demikian yang bisa saya pahami dari pelajaran progsif kali ini. Kiranya menjadi berkat bagi para pembaca sekalian.

Komentar