Galeri Pendukung dan Penentang Calvin

Editorial: 

Dear e-Reformed Netters,

Reformasi gereja abad 15 lahir sebagai upaya untuk mereformasi gereja Katolik, diprakarsai oleh umat Katolik Eropa Barat yang menentang doktrin-doktrin palsu dan malapraktik gerejawi, khususnya ajaran dan penjualan indulgensi, serta simoni, jual-beli jabatan rohaniwan. John Calvin adalah salah satu tokoh reformasi yang hidup di tengah gejolak masa itu. Dalam perjuangannya, ia mendapat dukungan dari beberapa tokoh reformasi, tetapi tak jarang ia juga mendapat kecaman dari berbagai pihak yang menentangnya.

Untuk mengetahui siapa saja orang yang mendukung maupun mengecam Calvin, e-Reformed edisi bulan Juli ini akan menyajikan sebuah artikel berjudul "Galeri Pendukung dan Penentang Calvin". Melalui artikel ini, kita akan mengenal beberapa tokoh lain yang berpengaruh dalam perjuangan John Calvin mereformasi gereja pada masa itu. Kiranya kita boleh semakin mengerti bahwa iman yang sejati kepada Kristus tidak mudah untuk diperjuangkan dan akan terus mendapat tantangan dan ujian sepanjang zaman, seperti yang di alami oleh John Calvin semasa hidupnya. Soli Deo Gloria.

Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Ayub
< ayub(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >

Edisi: 
Edisi 166/Juli 2015
Isi: 

Olivetan (1503 -- 1535)

Nama aslinya adalah Pierre Robert, dan ia adalah sepupu Calvin. Olivetan, yang berarti "Minyak Tengah Malam", adalah nama panggilan yang diperolehnya karena kebiasaannya belajar sampai larut malam. Menurut Beza, Olivetanlah yang mengobarkan api penginjilan dalam hati Calvin.

Walaupun telah saling mengenal sejak di Noyon, kampung halaman Calvin, kedua sepupu ini baru menjadi akrab ketika sama-sama belajar di Paris dan Orleans. Olivetan yang sudah menjadi seorang Protestan membangkitkan kecurigaan pemerintah sehingga pada tahun 1528, ia terpaksa melarikan diri ke tempat Martin Bucer di Strasbourg.

Pada tahun 1532, masyarakat Kristen Waldensia di daerah Piedmont, Italia, menggabungkan diri dengan gerakan reformasi. Olivetan mengunjungi kaum Waldensia, dan ia ditugaskan untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam Bahasa Perancis. Ketika Calvin melarikan diri dari Perancis ke Basel pada tahun 1535, Olivetan sedang berada di sana untuk menyelesaikan proyek perintisnya tersebut. Calvin mungkin membantu sepupunya dalam tahap terakhir penerjemahan Perjanjian Baru. Calvin menulis kata pengantar dalam Bahasa Perancis dan Bahasa Latin yang untuk pertama kalinya mencerminkan dengan jelas semangat penginjilannya.

Setelah membantu memenangkan Jenewa bagi gerakan reformasi pada tahun 1533 sampai 1535, Olivetan kembali ke kaum Waldensia di Italia. Ia meninggal pada usia 32 tahun. Hubungan kedua sepupu itu tampaknya cukup dekat karena Olivetan mewariskan perpustakaannya kepada Calvin.

Lefevre D'Etaples (1455 -- 1536)

Dalam masa pertumbuhan rohaninya, Calvin mulai mengenal gerakan reformasi Perancis yang dipelopori oleh Lefevre D'Etaples, seorang ahli Alkitab yang agung. Lefevre mempelajari Alkitab secara intensif, lalu menyimpulkan bahwa Alkitab haruslah menjadi satu-satunya sumber otoritas. Ia menganjurkan cara interpretasi Alkitab "literal-spiritual". Menurut argumentasi Lefevre, satu-satunya arti yang layak bagi ayat-ayat Alkitab adalah arti yang dimaksudkan oleh Roh Kudus. Martin Luther sangat dipengaruhi oleh cara interpretasi "literal-spiritual" ini.

Bersumber pada surat-surat rasul Paulus, Lefevre juga akhirnya menyadari bahwa manusia diselamatkan hanya oleh belas kasihan dan anugerah Allah yang diterima dengan iman saja. Perbuatan baik maupun jasa manusia sama sekali tidak berperan dalam keselamatan. Ia memelopori doktrin predestinasi yang ketat; pandangannya mengenai pembenaran hanya melalui iman mendahului pandangan Luther.

Ketika mempelajari Alkitab, Lefevre merasa takjub karena tidak menemukan istilah paus, indulgensia (surat pengampunan dosa), api penyucian, tujuh sakramen, wajib selibat pastor, atau penyembahan kepada Maria. Tidak mengherankan, ia dituduh bidat di Sorbonne pada tahun 1521. Setelah itu, Lefevre bergabung dengan muridnya, Bishop Briconnet, untuk membantu membentuk keuskupan di Meux. Guillaume Farel, yang belakangan memegang peranan penting bagi Calvin dan Jenewa, juga berada di Meux. Pada tahun 1525, kebencian terhadap gerakan reformasi Lefevre semakin meningkat sehingga ia terpaksa pergi ke Strasbourg dan tinggal di sana beberapa lama. Sekembalinya dari Strasbourg, ia tinggal di Nerac sampai tutup usia, dalam perlindungan Marguerite d'Angouleme, saudari Raja.

Calvin datang ke Nerac sebagai seorang pelarian dari kekuasaan Roma Katolik; di sana ia bertemu dengan Lefevre yang sudah tua pada musim semi tahun 1534. Menurut berita, Lefevre mengatakan bahwa Calvin kelak akan menjadi "sebuah instrumen dalam mendirikan Kerajaan Allah di Perancis". Nyata bahwa pertemuan dengan Lefevre itu meyakinkan Calvin bahwa reformasi tidak akan berhasil jika ia tetap berada dalam Gereja Roma Katholik. Tak lama kemudian, Calvin memutuskan untuk memisahkan diri dari Roma.

Francis I (1515 -- 1547)

Francis I adalah Raja Perancis yang berkuasa pada masa awal gerakan reformasi Calvin. Dalam hampir seluruh masa pemerintahannya, Francis terlibat peperangan melawan Charles V, Kaisar dan Holy Roman Empire (kekaisaran pada zaman itu yang wilayahnya mencakup Jerman, Belgia, Belanda, Swiss, dan Austria), sehingga ia tidak dapat mencurahkan perhatiannya kepada hal-hal agamawi. Pada awalnya, Francis sangat toleran kepada para tokoh reformasi Perancis karena pengaruh saudarinya, Marguerite d' Angouleme. Francis bahkan memiliki hubungan yang baik dengan Lefevre D'Etaples, perintis gerakan reformasi di Perancis. Akan tetapi, semua itu berubah pada bulan Oktober 1534.

Surat Calvin yang terkenal, yang menjadi kata pengantar untuk edisi pertama buku Institutio, ditujukan kepada Francis I. Raja ini sangat marah karena protes kaum Protestan Perancis, yang dikenal sebagai "Peristiwa Plakat". Pada pagi hari tanggal 18 Oktober 1534, di seluruh Paris kaum Protestan membagikan selebaran yang mencela misa Katolik. Salah satunya bahkan ditempelkan di pintu kamar tidur Raja. Francis menunjukkan kemarahannya dengan mengikuti suatu prosesi agamawi menuju Katedral Notre Dame, yang melambangkan penyucian Paris dari kebencian. Akan tetapi, kemarahan Raja tidak cukup sampai di situ. Ia meresmikan suatu peraturan untuk menganiaya kaum Protestan; peraturan ini berlaku sampai Dekrit Nantes tahun 1598. Ratusan kaum Protestan dipenjarakan oleh Francis, dan 35 orang dibakar, termasuk beberapa sahabat Calvin. Buku Institutio ditulis oleh Calvin dalam ingatan akan para martir Perancis ini. Dalam suratnya, Calvin menulis bahwa buku Institutio ditulis untuk "membersihkan nama saudara-saudaraku yang kematiannya berharga di mata Tuhan".

Francis juga berperan dalam kedatangan Calvin ke Jenewa. Calvin tidak dapat langsung menuju Strasbourg seperti yang semula direncanakan karena Francis sedang berperang melawan Charles V, kaisar dari Holy Roman Empire, dan terpaksa melakukan perubahan arah yang bersejarah ke Jenewa itu.

Guillaume Farel (1489 -- 1565)

Farel adalah orang yang membujuk Calvin, yang ketika itu masih muda, pemalu dan enggan, untuk melayani dalam gerakan reformasi di Jenewa. Calvin yang bermaksud hanya menginap semalam di Jenewa ditahan oleh Farel "bukan terutama dengan nasihat dan desakan", tulis Calvin, "tetapi dengan kata-kata menakutkan yang saya rasakan seolah-olah Tuhan dan surga menahan saya dengan tangan-Nya yang kuat". Si rambut merah yang berapi-api, Farel, bergabung dengan gerakan reformasi Perancis yang dipimpin oleh Lefevre D'Etaples. Ketika terpaksa melarikan diri karena ancaman penganiayaan pada tahun 1523, Farel memimpin sekelompok penginjil untuk berkhotbah terutama di daerah Swiss yang berbahasa Perancis. Ia juga berada di pusat gerakan penginjilan yang membawa kota Bern dan kota Jenewa ke dalam pelukan Protestan. Setelah Farel berhasil membujuk Calvin untuk menetap di Jenewa, mereka mengadakan banyak gerakan reformasi di kota itu. Mungkin Farel adalah teman terdekat Calvin pada masa itu. Mereka mengalami banyak hal bersama; mereka sama-sama diusir dari Jenewa pada tahun 1538. Karena dibujuk lagi oleh Farel, Calvin kembali ke Jenewa pada tahun 1541. Setelah itu, Farel pergi ke Neuchatel dan terus bekerja sama dengan Calvin yang berada di Jenewa.

Persahabatan mereka menjadi renggang pada tahun 1558 ketika Farel yang telah berusia 69 tahun menikah dengan seorang gadis muda. Calvin menolak hadir dalam upacara pernikahan, tetapi persahabatan mereka tidak putus. Salah satu surat terakhir Calvin ditulis untuk Farel, dan isinya meminta Farel "untuk mengingat persahabatan kita". Walaupun sudah tua dan lemah, Farel mengunjungi sahabatnya itu menjelang Calvin meninggal pada tahun 1564. Setahun kemudian, Farel menyusul Calvin.

Martin Bucer (1491 -- 1551)

Bucer adalah guru dan mentor Calvin dalam banyak hal. Semasa pengasingannya dari Jenewa, Calvin berada di bawah pengaruh Bucer di Strasbourg. Calvin diminta datang oleh jemaat berbahasa Perancis di Strasbourg, dan kemudian kedua tokoh reformasi itu menjadi sahabat. Selama 3 tahun masa pertumbuhannya (1538 -- 1541), Calvin berguru pada Bucer. Ia menyerap pandangan-pandangan Bucer mengenai predestinasi, organisasi gereja, dan oikoumene.

Bucer menjadi seorang Protestan ketika mendengar pembelaan Martin Luther dalam Pertentangan Heidelberg pada tahun 1518. Tak lama setelah itu, Bucer, Matthew Zell, Wolfgang Capito, dan Casper Hedio memimpin gerakan reformasi di Strasbourg. Bucer terkenal karena usahanya mempertemukan Ulrich Zwingli dan Martin Luther dalam hal Perjamuan Malam Terakhir. Walaupun gagal, Bucer meneruskan usahanya untuk mempersatukan kaum Lutheran dengan cabang-cabang reformasi dalam Protestan.

Ia diasingkan dari Strasbourg pada masa Interim Augsburg pada tahun 1548 dan pergi berlayar ke Inggris untuk membantu Archbishop Cranmer dalam gerakan reformasi Inggris. Bucer diangkat menjadi profesor Regius di Cambridge dan memengaruhi penulisan Buku Doa Umum pada tahun 1549. Pengaruhnya menghilang setelah ia meninggal di Inggris pada tahun 1551.

Sumber: 

Diambil dan disunting dari:

Judul buku: Momentum
Judul asli artikel : Galeri Pendukung & Penentang Calvin
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit : LRII, Jakarta 1996
Halaman : 46 -- 49

Komentar