Seminar "NARASI SUBVERSIF EKSODUS"


Oleh: Roma

"Kitab Keluaran merupakan salah satu narasi besar yang telah menjadi nadi identitas umat Israel. Sayangnya, orang Kristen saat ini cenderung jarang menghayati narasi ini sebagaimana mestinya, yaitu sebagai narasi subversif. Seminar ini akan mencoba melihat narasi Keluaran dalam konteks dekat revolusi Israel serta penghayatan kontemporernya pada masa kini."

Itu merupakan teks dari undangan untuk Seminar Program Intensif dari MRII yang diadakan bulan Juni 2018. Sebagai peserta yang mendapatkan berkat dari acara tersebut, saya rindu berbagi berkat dari seminar bertema "Narasi Subversif Eksodus". Seminar ini diadakan di ruang Adwaya, Hotel Adhiwangsa, Solo, dan dibawakan secara menarik oleh Pendeta Eko Aria, M.Div dari GRII Malang. Cukup banyak peserta yang hadir pada malam itu. Selain jemaat dan aktivis pelayan dari berbagai gereja, peserta seminar juga didominasi oleh mahasiswa STT di Solo, tampak dari jaket almamater yang mereka kenakan.

Setelah menikmati snack dan ramah tamah, acara seminar dimulai dengan menyanyikan pujian serta doa pembuka. Sesudah itu, tanpa membuang banyak waktu lagi, acara seminar pun dimulai. Narasi Subversif Eksodus ini dimulai dengan penjelasan kaitan kitab Keluaran dengan kitab Matius. Pembicara menghubungkan Musa dan Yesus, di mana kedua tokoh tersebut memiliki latar belakang dan misi yang hampir sama, yaitu dalam hal pembebasan umat dari perbudakan. Yesus membebaskan umat manusia dari perbudakan dosa, sedangkan Musa membebaskan Israel dari perbudakan Mesir dan membawa mereka keluar ke Tanah Kanaan. Selain itu, perjamuan kudus juga menjadi kaitan antara Kitab Keluaran dengan zaman Perjanjian Baru. Setelah penjelasan tersebut, penyampaian materi dilanjutkan ke intinya, yaitu pemaparan secara keseluruhan kitab-kitab Taurat, khususnya kitab Keluaran. Dalam pembahasannya, dia lebih menekankan pada ide subversif yang terkandung dalam kitab Keluaran tersebut. Ide-ide subversif tersebut di antaranya adalah bagian hidup Musa yang hanya sedikit menceritakan kehidupannya sebagai pangeran Mesir, tetapi justru memberi porsi lebih banyak pada bagian kehidupannya setelah melarikan diri dari tanah Mesir, penolakan Musa untuk mengaitkan namanya dengan Mesir, serta kelemahan dan kegagalannya saat memimpin bangsa Israel. Keluaran menjadi kitab dengan narasi subversif karena di dalamnya Musa berusaha mengetengahkan perjuangannya menjadi proklamator bagi bangsa Israel yang pada saat itu belum memiliki tanah air. Perjuangan itu tidaklah mudah karena Musa harus mendapat kepercayaan dari bangsanya sekaligus juga melawan belenggu kekuasaan Mesir yang enggan melepaskan bangsa Israel dari tanah Mesir.

Pada hari itu, saya mendapatkan banyak pelajaran baru. Seminar ini memperkaya pendalaman saya terhadap kitab Keluaran, terutama dalam ide subversif yang terkandung di dalamnya. Selama ini, saya berkhotbah, membawakan renungan, dan bersaksi hanya menjadikan kitab Keluaran ini sebagai rujukan teologis semata, yang lebih parah lagi hanya sebagai cerpen atau sumber informasi saja. Setelah saya mendengar tentang ide subversif yang terkandung di dalamnya, saya akhirnya paham dan agak menyesal pernah membawakan renungan dari kitab ini, tetapi tidak sesuai dengan pesan dari kitab ini. Selain itu, saya juga mendapat hal baru dari kehidupan Musa sendiri. Tentang kepribadiannya, ambisinya yang besar dalam membangun kerajaan, serta karakternya yang ambisius, tetapi dengan membawa visi Tuhan untuk membawa Israel keluar dari tanah Mesir (ide subversif) ke tanah yang berlimpah dengan susu dan madu. Saya pernah mendapat mata kuliah Pengantar ke dalam Perjanjian Lama, Teologi Perjanjian Lama, dan Tafsir Perjanjian Lama. Namun, saya mempelajarinya hanya sepintas, sedangkan dalam seminar ini, kitab Keluaran dijelaskan dengan sangat baik dalam waktu 2,5 jam sehingga saya dapat lebih memahami apa maksud dari ditulisnya kitab Keluaran ini. Saya sungguh bersyukur dan berharap pada lain waktu saya bisa mengikuti seminar serupa dengan topik yang berbeda untuk lebih memperlengkapi pelayanan saya ke depan. Tuhan Yesus memberkati.

Komentar