Tentang KamiArtikel TerbaruUpdate Terakhir |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SOTeRI Jemaat-jemaat Kristus di Asia Melintasi Abad Ke-21 (Bagian 2)
Editorial:
Bagaimana penggembalaan gerejawi di Asia menghadapi tendensi perkembangan gereja dan masyarakat abad ke-21? Berikut adalah bagian kedua dari artikel Jemaat-jemaat Kristus di Asia Melintasi Abad Ke-21.
Edisi:
047/I/2004
Isi:
III. PERLENGKAPAN YANG DIBUTUHKAN DALAM PENGGEMBALAAN DI GEREJA-GEREJA ASEANSelama 40 tahun lebih, oleh anugerah Tuhan, penulis menjadi pengajar di seminari, mengadakan penginjilan, membuka ladang baru, mendirikan gereja dan sekolah Kristen. Semuanya itu dilakukan penulis selaku hamba kecil yang menaati dan melakukan kehendak-Nya. Dengan pemahaman yang dangkal, melalui kesempatan ini penulis mencoba memberikan beberapa saran, kiranya pembaca yang terhormat berkenan memberi petunjuk dan koreksi.
IV. STRATEGI YANG DIKEMUKAKAN KRISTUS BAGI GEREJA DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SEJARAHKristus belum datang kembali, tetapi gereja telah memasuki abad ke-21. Beberapa pemimpin gereja mengamati sejarah 100 tahun yang lalu, di mana gereja di Eropa dan Amerika semakin melemah dan mundur, sebaliknya agama-agama lain bangkit, bertumbuh, dengan gigih maju mendobrak semua penghalang, menembus masuk ke dalam basis gereja di Eropa dan Amerika. Walaupun di negara-negara Asia memberikan keleluasaan bagi kekristenan, tetapi ketika memperkenalkan anugerah keselamatan Kristus kepada yang lain, seringkali dihalangi karena alasan "kerukunan dan ketenteraman". Sehingga tidak sedikit yang peduli akan masa depan penggembalaan gereja menjadi cemas, dan umumnya bersikap membalas, bahkan untuk menunaikan Amanat Agung sampai ke seluruh dunia, mereka siap membayar harga "lebih baik mati berkalang tanah, daripada hidup bercermin bangkai." Berdasarkan kebenaran Alkitab, kita akan melihat bagaimana Kristus menangani strategi gereja menghadapi perubahan sejarah. 1. Dasar Gereja Kristus Tuhan Yesus Kristus sendiri adalah dasar bagi gereja (Mat. 16:18-20; lKor. 3:11; Ef. 2:20). Dasar ini bukan bersifat materi, bukan organisasi manusia yang kelihatan, bukan orang banyak yang kenyang karena makan roti, terlebih bukan teologi dari teolog timur dan barat, atau pencerahan khusus para penafsir. Dasar ini adalah: Yesus Kristus, Firman yang telah menjadi manusia, diam di antara manusia, taat sepenuhnya kepada kehendak Bapa, dengan darah-Nya yang kudus oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sebagai korban bagi penebusan dosa umat manusia, yang telah bangkit dari kematian, dan yang telah menang atas segala kuasa. Ia adalah kekal, hidup selama-lamanya, menjadi Pemimpin semua raja-raja di dunia. Dia adalah Raja yang telah diurapi Allah Bapa sejak kekekalan (Mzm. 2:7; Ibr. 1:8-13; Why. 5:9-14; 6:16; 19:11-16; dan sebagainya). Dengan hidup yang kekal Kristus telah mempersembahkan korban yang kekal. Hidup yang diberikan-Nya adalah hidup dari Allah, dan gereja didirikan oleh-Nya dan merupakan kumpulan orang-orang yang oleh-Nya telah beroleh hidup. (Yoh. 1:12-13; 10:10-11, 17-18; 17:3; 20:31; Ibr. 9:11-14; 10:10-18 dan sebagainya). Oleh sebab itu, gereja Kristus itu adalah hidup dan rohaniah, yang adalah milik Allah yang esa dan benar. Karena gereja didirikan di atas darah tubuh Kristus yang kekal, maka gereja bersifat kekal dan kokoh. 2. Ujian Gereja Kristus Tuhan Yesus berkata kepada Petrus: "Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." (Mat. 16:18). Hal ini menyatakan: Ketika mendirikan jemaat (gereja), ada kekuatan yang menolak dan merusakkannya, tetapi tidak akan dapat menguasainya. Sejarah gereja juga memberitahukan kepada kita, ketika Kristus memberitakan Injil Kerajaan Surga di bumi ini, untuk menyelamatkan semua bangsa, pemimpin-pemimpin Yahudi menolak-Nya, menyerang-Nya bahkan bersiasat untuk membunuh-Nya (bandingkan Yoh. 5:16; 7:1, 30; 8:59, 34; 11:53, 57; 19:6-7, 15; dan sebagainya). Gereja pada zaman para Rasul juga menderita penganiayaan dari golongan Yudaisme. Orang-orang Yahudi berupaya keras untuk memusnahkan orang Kristen (bandingkan Kis. 4:1-3, 5-7, 17-18; 5:17-40; 6:9-14; 7:54-59; 8:1-3; 9:1-2; 13:50; 14:1-6, 19; 17:1-9; 18:12-17; 21:27-36; 23:12-15 dan sebagainya). Sesudah itu, pada masa Kekaisaran Romawi berkuasa pada tahun 60-12 TM, sepuluh kali gereja menderita penganiayaan besar. Pada abad-7, sebuah agama baru muncul di Timur Tengah dan menghancurkan gereja-gereja di Arab, Mesir, Afrika Utara dan Spanyol, serta membunuh ratusan ribu orang Kristen. Pada abad-14 dan 15, agama Timur Tengah di Turki memusnahkan hampir seluruh umat Kristen di negara itu. Pada abad-20, ketika Partai Komunis berkuasa di Rusia, juga hampir memusnahkan Gereja Ortodoks Yunani, Roma Katolik di Eropa Timur Rusia dan Agama Kristen di Cina. Namun selama 2.000 tahun, gereja yang berakar dalam Kristus yang telah bangkit dan hidup selama-lamanya itu, tetap bereksistensi, bahkan seturut kehendak Allah masuk ke dalam semua lapisan masyarakat, bersaksi kepada penganiaya-penganiaya itu. Seperti yang dikatakan dalam surat Wahyu "Kuasa kegelapan berupaya dengan berbagai cara ingin menyerang dan menelan gereja, bagaikan naga merah yang besar itu menelan anak yang dilahirkan perempuan itu, tetapi Allah sendiri menyediakan tempat bagi perempuan dan anaknya di padang belantara, memeliharanya, sehingga tidak ditelan oleh naga merah besar itu" (Why. 12:1-6, 13-17). 3. Perkembangan Gereja Kristus Gereja yang ditebus dan didirikan oleh darah Kristus adalah gereja yang hidup dan bersifat rohani. Karena hidup, maka akan terus berkembang biak; karena bersifat rohani, maka tidak dibatasi oleh dunia materi. Kristus pernah memakai perumpamaan benih untuk melukiskan firman yang hidup dan rohani. Ia berkata, "Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah." (Yoh. 12:24). Seorang Kristen yang memiliki hidup dibunuh, berarti sebuah benih yang hidup jatuh ke tanah dan mati. Tidak lama kemudian akan menghasilkan banyak buah. Oleh sebab itu, darah kaum martir adalah benih-benih Injil yang jatuh dan mati. Di mana ada seorang martir Kristen, benih Injil tersebut akan melampaui ruang dan waktu, di situ ia akan menghasilkan banyak buah yaitu orang-orang Kristen yang memiliki hidup Kristus, orang-orang Kristen dari berbagai bangsa dan negara. Contoh: Martir Stefanus (Kis. 7), benih yang mati dan menghasilkan buah yaitu Paulus yang menjadi rasul untuk bangsa bukan Yahudi (Kis. 9). Selama 2.000 tahun ini sejarah gereja memberitahukan kepada kita: Eksistensi dan misi gereja yang ditebus dan diselamatkan oleh darah Kristus, di tempat, bangsa, budaya dan zaman yang berbeda, selalu ditentang, didesak, difitnah, dilarang, bahkan diancam untuk dibunuh, tetapi karena Kepala gereja adalah Kristus yang telah bangkit, yang telah menang atas kematian dan maut, yang hidup untuk selama-lamanya selalu menyertai gereja-Nya, menderita bersama-sama dengan gereja-Nya. Dengan cara yang ajaib, Ia memelihara semua orang Kristen yang mengasihi-Nya, yang taat memberitakan Injil-Nya di seluruh bumi, sehingga Injil dapat diberitakan dari satu tempat ke tempat yang lain. Gereja berkembang dan menyebar dari satu bangsa ke bangsa yang lain, keselamatan oleh darah Kristus diteruskan dari satu generasi ke generasi yang berikut, Alkitab diterjemahkan dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Penyebaran gereja bagaikan sebuah perahu yang berlayar, mengarungi lautan, menerpa badai dan ombak, dengan gagah maju terus, untuk menggenapkan amanat pemberitaan Injil yang telah ditetapkan Allah dalam kekekalan, agar semua bangsa menjadi murid Kristus. 4. Kesaksian Gereja Kristus Alkitab Perjanjian Baru secara konkret menjelaskan isi iman Kristen, amanat orang Kristen dalam kehidupan dan karir sehari-hari, baik atau tidak baik waktunya, harus memberitakan keselamatan dalam Kristus. 2.000 tahun silam, kepercayaan Kristen tak putus-putusnya mengalami penolakan dan penyerangan dari kekuatan pikiran filsafat manusia dan arus kejahatan yang ada dalam budaya sekular, agar moral orang Kristen yang bersih dan murni itu dinodai, serta menurunkan standar yang ditetapkan Alkitab. Namun, Kristus yang bangkit, oleh darah-Nya yang tetap berkhasiat, dan kuasa Roh Kudus, senantiasa menyucikan, memelihara kekudusan gereja dan orang Kristen (bandingkan 1Yoh. 1:5-2:2; Why. 7:14; dan sebagainya). Membangun yang gagal, menopang yang lemah, memanggil yang bertekad meneladani Kristus, menyangkal diri, memikul salib-Nya (bandingkan Luk. 22:31-34, 60-62; Yoh. 10:28-29; 1Tes. 5:23-24; Yud. 24-25 dan sebagainya). Roh Kudus seturut kehendak-Nya mengaruniakan berbagai karunia rohani kepada setiap orang Kristen di posisi masing-masing: berkata-kata dengan hikmat, pengetahuan, iman, kasih, mengajar, menasihati, memimpin, membedakan bermacam-macam roh, memberitakan Injil, menggembala-kan jemaat, menafsirkan kebenaran Alkitab dan sebagainya, agar saling melengkapi, membangun kerohanian orang Kristen, di tiap zaman, tiap tempat, tiap bangsa, tiap lapisan masyarakat (bandingkan Rm. 12:6-8; Ef. 4:11; 1Kor. 12:8-10, 28-29; lPtr. 4:10-11 dan sebagainya). Selama 2.000 tahun, dalam kondisi seperti inilah gereja Kristus bereksistensi, bertumbuh dan menyebar sampai ke semua bangsa. Sebelum kedatangan Kristus yang kedua kalinya, gereja dan orang Kristen akan tetap menghadapi tantangan dan penganiayaan, serangan dan kebejatan moral, ketidaktenteraman di dalam dan agresi dari luar, sekalipun secara bentuk dan kualitas berbeda, tetapi satu motivasi yaitu untuk menentang dan memusnahkan gereja. Namun, bagaimanapun dahsyatnya penolakan dan pukulan itu, gereja tetap bereksistensi dan berkembang. Seturut kehendak Kristus, gereja terus maju dan berani bersaksi kepada orang-orang yang tidak percaya, di zaman yang jahat dan kacau balau ini. Jikalau gembala sidang, hamba Tuhan dan orang Kristen tidak mengerti bahwa penderitaan dan penganiayaan yang dialami itu adalah kesempatan bersaksi yang Tuhan berikan, dan di bawah pengontrolan Kristus, maka ketika orang-orang yang mengasihi Tuhan ini menghadapi ketidaktenteraman di dalam dan agresi dari luar, akan menjadi kecewa dan putus asa, merasa sendiri dan tak berdaya untuk menunaikan amanat beritakan Injil ke seluruh bumi. Bahkan ada sebagian gembala sidang dan hamba Tuhan yang pasif, ketika menghadapi kegarangan tantangan dan serangan iblis, akan menyerah, berkhianat menyangkal Tuhan, menjual saudara seiman, juga menjual diri sendiri. Perjalanan sejarah gereja selama 2.000 tahun ini membuktikan bahwa Kristus senantiasa beserta dengan gereja-Nya dalam penderitaan, menderita dan menang bersama-sama. Gereja telah melewati milenium ke-2, 20 abad, yakinlah bahwa sebelum Kristus datang lagi, gereja-Nya tetap akan sanggup dan tenang melewati milenium ke-3, abad-21, bahkan memiliki kekuatan bersaksi pada setiap zaman, kepada setiap umat manusia yang kosong hatinya, yang hidup tanpa berpengharapan dan tanpa tujuan yang pasti. Gembala sidang gereja-gereja di Indonesia yang mengerti dengan baik strategi Kristus yang diwahyukan dalam Alkitab, baiklah bersandar pada bimbingan dan pertolongan Roh Kudus untuk memanfaatkannya. Barulah dapat bersama-sama dengan gembala-gembala sidang yang ada pada setiap zaman menggenapkan amanat misi di seluruh bumi, serta mengalami kemenangan dalam Kristus. [ Catatan: Artikel ini diterjemahkan (dari bahasa Chinese ke bahasa Indonesia) oleh Ev. Amy Kho, Sm. Th. ] Audio: Jemaat-jemaat Kristus di Asia Melintasi Abad Ke-21 (Bagian 2)
Sumber:
Komentar |
Kunjungi Situs Natalhttps://natal.sabda.org Publikasi e-Reformed |