Tentang KamiArtikel TerbaruUpdate Terakhir |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SOTeRI Karya Roh Kudus dalam Mematikan Dosa
Editorial:
Dear e-Reformed Netters, Kejatuhan manusia ke dalam dosa telah mengakibatkan ketidakmampuan manusia mengambil bagian dalam kekudusan Allah dan tidak lagi hidup seturut kehendak-Nya. Kehidupan manusia berdosa telah dibelenggu oleh kuasa dosa sehingga manusia selalu memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa. Namun, kita patut bersyukur, sebagai orang percaya, kita tidak lagi hidup diperbudak oleh dosa. Roh Kudus yang telah memanggil kita serta melahirbarukan, mempertobatkan, menganugerahkan iman, membenarkan, dan menguduskan, telah memimpin kita untuk mematikan dosa dan menghasilkan buah-buah ilahi. Tanpa Roh Kudus, orang percaya tidak mungkin dapat menjalani kehidupan Kristen yang sesungguhnya. Sebaliknya, melalui pimpinan-Nya, hidup kita akan selalu diisi dengan kebenaran firman-Nya sehingga gaya dan sikap hidup kita pun akan berubah. Namun, kita melihat kenyataan yang sangat menyedihkan, yaitu sekalipun memiliki Roh Kudus, orang Kristen masih hidup jatuh bangun di dalam dosa. Seakan-akan, manusia hanya menjadi permainan Setan karena tidak memiliki kuasa untuk mengalahkannya. Mengapa hal ini terjadi? Bukankah Alkitab mengatakan bahwa orang-orang Kristen "lebih dari seorang pemenang"? Bagaimana dengan janji Allah untuk mengirimkan Roh Kudus-Nya untuk menjadi Penolong bagi manusia? Bagaimana cara kerja Roh Kudus untuk menolong orang Kristen mematikan kuasa dosa yang bercokol di dalam hidupnya? Artikel yang ditulis oleh John Owen di bawah ini kiranya dapat menjawab pertanyaan di atas. Selamat menyimak dan mari mempelajari cara Roh Kudus mematikan dosa-dosa kita. Staf Redaksi e-Reformed, Ryan < http://reformed.sabda.org >
Edisi:
Edisi 156/September 2014
Isi:
Karya Roh Kudus dalam Mematikan DosaDalam bab ini, perhatian kita terfokus pada perihal kebergantungan orang percaya pada karya Roh Kudus dalam melaksanakan kewajiban mereka untuk mematikan dosa. Kebenaran hakiki yang ingin ditekankan dalam bab ini bisa dirangkum sebagai berikut: Hanya Roh Kudus yang sanggup melaksanakan pekerjaan ini. Segala cara dan sarana untuk mematikan dosa tidak akan menghasilkan apa pun tanpa pertolongan-Nya. Roh Kudus bekerja di dalam diri orang percaya sesuai dengan kehendak hati-Nya untuk mengarahkan dan memberi kuasa kepada dia dalam pekerjaan ini. Rangkuman ini bisa diperluas menjadi dua bagian besar: a. Sia-sia saja mencari penawar untuk mematikan dosa. Banyak penawar yang pernah dianjurkan, beberapa di antaranya merupakan penawar terkenal, tetapi semuanya tidak menyembuhkan. Bagian yang paling religius dari Katolik Roma justru menyangkut cara dan sarana yang keliru untuk mematikan dosa: mengenakan kain kabung, nazar, ordo-ordo keagamaan, puasa, sakramen pertobatan, dan lain-lain. Semua ini dianggap bisa mematikan dosa, tetapi sebenarnya tidak. Sayangnya, pemikiran-pemikiran tentang mematikan dosa seperti itu tidak terbatas pada Gereja Katolik Roma saja. Ada orang-orang yang menyebut diri mereka Protestan, yang seharusnya lebih tahu dan memiliki keuntungan berupa pemahaman yang lebih jelas tentang Injil, tetapi tindakan mereka tidak lebih baik daripada umat Katolik Roma. Mereka ini mengabdikan diri untuk memelihara hukum Allah; tetapi pengabdian mereka sama sekali tidak berkaitan dengan Kristus atau Roh-Nya sehingga hanya akan melahirkan kesombongan. Cara dan sarana yang dianggap bisa mematikan dosa menunjukkan sangat kurangnya pengenalan akan kuasa Allah dan misteri Injil. Ada dua alasan utama mengapa upaya-upaya kaum Katolik Roma dan orang-orang yang menyebut diri Protestan ini gagal untuk benar-benar mematikan dosa: 1. Banyak cara dan sarana yang mereka tekankan untuk mematikan dosa memang tidak pernah dimaksudkan Allah untuk tujuan ini. Tidak ada cara dan sarana dalam agama sejati yang bisa mencapai sasaran tertentu kecuali Allah sendiri telah menetapkannya untuk tujuan tersebut. Mengenai kain kabung, nazar, sakramen pertobatan, dan hal-hal lain semacam itu, Allah bertanya, " ... siapakah yang menuntut itu dari padamu ...?" (Yesaya 1:12), dan berkata, "Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." (Markus 7:7) 2. Mereka gagal menggunakan dengan tepat sarana-sarana yang telah Allah tunjuk, misalnya berdoa, berpuasa, berjaga-jaga, bersaat teduh, dan lain-lain. Semua sarana ini berguna sebagaimana mestinya dalam pekerjaan ini hanya ketika digunakan dengan iman dan ketaatan kepada Roh. Ketika manusia berharap untuk berhasil membunuh dosa hanya dengan kebajikan doa atau puasa yang begitu banyak, mereka gagal menggunakan sarana yang Allah tunjuk dengan cara yang benar. Sebagaimana yang Paulus katakan tentang sejumlah orang, dalam konteks yang agak berbeda, bahwa mereka "... walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran." (2 Timotius 3:7) Demikian pula, orang-orang semacam itu selalu berusaha mematikan dosa, tetapi tidak pernah benar-benar melakukannya. Dengan kata lain, mereka memiliki berbagai sarana untuk membunuh manusia lahiriah yang berkaitan dengan kehidupan lahiriah, tetapi tak satu pun dari sarana itu dapat mematikan keinginan jahat yang merusak kehidupan rohani. Inilah kesalahan umum yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal Injil. Inilah penyebab banyaknya takhayul dan agama yang dibentuk berdasarkan pikiran manusia, yang telah datang ke dalam dunia. Betapa parahnya kerusakan yang telah manusia perbuat terhadap dirinya sendiri, betapa hebatnya penderitaan yang harus mereka alami karena beranggapan bahwa mereka bisa membasmi dosa dengan menyerang tubuh lahiriah dan bukannya menyerang manusia batiniah atau naturnya yang rusak! Mencambuki diri atau jenis-jenis penyiksaan badani lainnya (yang sayangnya, merupakan praktik yang tetap gigih dilakukan sejumlah orang beragama), sama sekali tidak mematikan dosa. Suatu bentuk yang lebih halus dan populer dari kesalahan ini, yang juga sama sekali tidak mematikan dosa, adalah seseorang yang disiksa dengan rasa bersalah atas suatu dosa yang telah mengalahkan dirinya. Dia langsung berjanji kepada Allah dan dirinya sendiri bahwa dia tidak akan melakukannya lagi. Dia mengawasi dirinya sendiri, dia berdoa sejenak, sampai dorongan kepada dosa yang salah itu kembali mencengkeramnya. Jika kita memerhatikan natur yang sebenarnya dari pekerjaan yang harus dilakukan dalam mematikan dosa, jelaslah bahwa tidak ada satu pun upaya dari manusia sendiri yang bisa mencapainya. Ini membawa kita menuju ke bagian selanjutnya: b. Mematikan dosa adalah karya Roh Kudus. Ada dua alasan mengapa kita mengatakan seperti itu: 1. Allah telah berjanji dalam firman-Nya untuk memberikan Roh Kudus melakukan pekerjaan ini. Secara umum, membuang hati yang keras (yaitu, hati yang memberontak, bebal, dan tidak mau percaya) merupakan pekerjaan mematikan dosa yang sedang kita bahas ini. Kepada orang percaya dijanjikan bahwa pekerjaan ini akan dilakukan oleh Roh: "... Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras .... Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu ...." (Yehezkiel 36:26-27) 2. Semua pekerjaan mematikan dosa datang sebagai karunia dari Kristus, dan segala karunia Kristus datang kepada kita melalui Roh Kristus. Tanpa Kristus, kita tidak dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5). Kristus mengaruniakan kepada kita usaha mematikan dosa kita. Dia ditinggikan dan dijadikan Raja dan Juru Selamat untuk memberikan pertobatan kepada kita (Kisah Para Rasul 5:31) dan usaha mematikan dosa yang kita lakukan bukanlah bagian yang kecil dari pertobatan tersebut. Bagaimanakah Kristus melakukannya? Sesudah menerima Roh Kudus yang dijanjikan, Dia mencurahkan-Nya untuk tujuan ini (Kisah Para Rasul 2:33). Kesimpulan Untuk menyimpulkan, mari kita pikirkan dua pertanyaan penting berikut ini: a. Bagaimanakah Roh mematikan dosa? Umumnya, Roh Kudus menyelesaikan pekerjaan ini melalui tiga cara: 1. Roh Kudus menyebabkan hati kita berlimpah dengan anugerah dan menghasilkan buah yang melawan natur berdosa, baik pada akar maupun carangnya. Dalam Galatia 5:19-23, Paulus mempertentangkan "perbuatan (buah) daging (natur yang berdosa)" dengan "buah Roh". Jika buah Roh berkembang dalam diri seseorang, natur berdosa tidak dapat berkembang pada waktu yang bersamaan. Mengapa demikian? Paulus menjawab, "Keduanya (yakni natur berdosa dan buah Roh) bertentangan" (Galatia 5:17), maka keduanya tidak akan bisa bersama di dalam diri satu orang pada tingkat apa pun. Pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus ini, sebagaimana diserukan dalam Titus 3:5, merupakan salah satu cara utama untuk mematikan dosa. Roh menyebabkan kita berjuang dan penuh dengan anugerah yang melawan dan menghancurkan pekerjaan natur yang berdosa dan sisa-sisa dari dosa yang masih ada itu. 2. Roh Kudus memiliki pengaruh yang dramatis terhadap akar dan kebiasaan dosa: melemahkan, menghancurkan, dan menyingkirkannya. Karena alasan inilah, Dia disebut Roh yang mengadili dan Roh yang membakar (Yesaya 4:5). Dia benar-benar menghancurkan dan menghanguskan keinginan kita untuk berbuat dosa. Dia memulai dengan membuang hati yang keras dengan suatu kuasa yang dahsyat. Dia melanjutkan sebagai api yang membakar habis akar keinginan yang jahat. 3. Roh Kudus membawa salib Kristus masuk ke dalam hati orang berdosa melalui iman, dan memberi kita persekutuan dengan Kristus di dalam kematian dan penderitaan-Nya. b. Jika ini merupakan karya Roh Kudus semata-mata, mengapa ini menjadi kewajiban yang diamanatkan untuk dilakukan oleh orang percaya? Sedikitnya, ada dua jawaban untuk pertanyaan ini: 1. Sebagaimana karya Roh Kudus dalam mengaruniakan anugerah dan berbagai pekerjaan baik, mematikan dosa bukanlah karya yang dilakukan Roh Kudus secara eksklusif. Roh Kudus adalah pemberi setiap anugerah dan pekerjaan yang baik, tetapi orang percayalah yang melakukan anugerah ini dan yang mengerjakan perbuatan-perbuatan baik secara nyata. Roh Kudus "mengerjakan di dalam [kita] baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya" (Filipi 2:13). "Segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami." (Yesaya 26:12) Baca juga 2 Tesalonika 1:11; Kolose 2:12; Roma 8:12-13; Zakaria 12:10. 2. Roh Kudus tidak mematikan dosa di dalam diri orang percaya tanpa ketaatan dan kerja sama dari orang percaya tersebut. Dia bekerja di dalam kita dan pada kita sesuai dengan natur manusia. Dia tetap memelihara kebebasan dan ketaatan bebas kita. Dia bekerja di dalam kita dan bersama kita, bukan melawan kita atau tanpa kita. Pertolongan-Nya berupa dorongan untuk melakukan pekerjaan itu dan bukannya alasan untuk mengabaikannya. Hal yang sedang kami tekankan di sini adalah bahwa pekerjaan ini tidak bisa dilakukan tanpa pertolongan yang penuh kuasa dari Roh Kudus. Tragisnya, ada orang-orang yang asing terhadap Roh Allah, dan mereka benar-benar berusaha mematikan dosa di dalam kehidupan mereka, tetapi gagal. Mereka berperang tanpa kemenangan, bertempur tanpa pengharapan mendapatkan kedamaian, dan tetap menjadi budak sepanjang hidup mereka.
Sumber:
Diambil dan disunting dari:
Komentar |
Publikasi e-Reformed |